Sahabat Inspirasi, tahukah kalian, pada tanggal 9 desember ini adalah hari Koreografi Internasional? Iya, oleh karena itu kali ini mari kita melompat lebih dalam memasuki dunia koreografi dan Tari di Indonesia!
Budaya Indonesia memiliki keberagaman tarian yang sungguh memikat! Pada artikel ini mari kita menyelam lebih dalam untuk mengenal 4 Tarian yang menjadi budaya Nusantara.
Tarian-tarian yang akan kita eksplor dalam artikel ini adalah potret hidup dari keindahan Nusantara. Dari gerakan yang anggun hingga semangat yang menggelegar, setiap tarian ini tak hanya memukau tapi juga mengandung pesan kuat tentang pemberdayaan, kebersamaan, dan keindahan alam. Jangan lupa siapkan cemilan favorit kalian dan Yuk, kita meluncur untuk menggali lebih dalam 4 tarian Nusantara berikut ini!
1. Tari Merak
Tari Merak, tarian satu ini adalah asli dari Jawa Barat, ciptaan Raden Tjetje Somantri buat seni pertunjukan, loh! Makanya tari ini masuk kedalam genre tari kreasi baru.
Keren banget, ya, pakaian pada tarian ini memang menyerupai burung Merak, sayapnya punya motif khas dan warnanya unik banget, ada merah, biru, dan kuning. Bagaimana dengan gerak-geriknya? Itu dia, mirip banget sama si Merak lagi pamerin kecantikan sayapnya. Merak ini bulunya halus banget dan ada mahkota kecil di kepalanya.
Tari ini membutuhkan tiga orang penari atau lebih, masing-masing jadi burung betina dan jantan. Tari ini juga diiringi dengan lagu Macan Ucul.
(Gambar: Busana Tari Merak. Sumber: Pinterest)
Tarian tentunya menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat karena gerakannya yang indah. Gerakan dari tari merak sendiri memiliki makna yaitu perwujudan dan rasa kagum terhadap keindahan burung merak di alam bebas. Gerakan-gerakan tari merak terinspirasi dari gerak-gerik burung merak jantan yang memiliki bulu-bulu ekor yang cantik dan mempesona saat memikat merak betina. Walaupun begitu, tarian ini ditarikan oleh penari perempuan.
2. Tari Pendet
Setelah melihat bagimana indahnya tarian yang terinspirasi dari keelokan burung merak, mari melangkah lebih jauh untuk mengenal tarian yang lahir dari Bali ini yuk yaitu Tari Pendet!
Pada awalnya Tari Pendet merupakan tari untuk pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung sifat yang sakral-religius.
(Gambar: Tari Pendet. Sumber: Christopher Michel, Flicker.com)
Seorang koreografer dari Bali, I Wayan Rindi adalah Ibu dari Tari Pendet Modern. Ia adalah seorang Perempuan yang lahir di Bali pada tahun 1917. Tari Pendet terus berkembang dan tampil dalam acara internasional, Tari ini juga diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan tak benda. Bagaimana pendapatmu Sahabat Inspirasi? Jangan sungkan untuk tuliskan pada kolom komentar ya! Sekarang yuk kita kembali beselancar untuk membahas tarian berikutnya!
3. Tari Burung Enggang
Tarian satu ini lahir ditengah masyarakat adat Suku Dayak yang berada di daerah Kalimantan Timur, Indonesia. Tari Burung Enggang adalah tarian yang kental dengan kepercayaan orang dayak mengenai kepecayaan bahwa nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi dengan bentuk yang menyerupai burung enggang.
Sahabat Inspirasi pasti penasaran ya dengan tarian satu ini? Yuk kita bahas lebih dalam lagi!
(Gambar: Tari Enggang. Sumber: Seringjalan.com)
Tari Burung Enggang ini memang sangat erat dengan kebudayaan suku Dayak, sampai-sampai dalam seluruh event dan kegiatan kebudayaan, tarian ini telah menjadi tarian wajib dalam setiap upacara suku Dayak.
Sahabat Inspirasi, tau nggak? Tarian Burung Enggang ternyata punya beragam gerakan-gerakan dasar . Iya, gerakan dasar yang sering muncul dalam tarian Burung Enggang ini antara lain adalah:
1. Nganjat
yaitu adalah gerakan membuka dan menutup sayap selayaknya burung enggang.
2. Ngasai
Selanjutnya adapula gerakan Ngasai, gerakan ini menyerupai burung enggang yang sedang terbang diudara.
3. Purak Balik
Setelah itu ada juga gerakan Purak Balik, pada gerakan ini para penari melakukan perpindahan tempat, yang mengartikan sebagai simbol perpindahan masyarakat Dayak dari satu tempat menuju tempat lainnya secara berkelompok.
Tenyata dibalik gerakan-gerakannya yang memiliki banyak makna, Tari Burung Enggan ini juga memiliki filosofi sebagai bahasa budaya dan mempererat tari persaudaraan antar suku bangsa yang ada di Indonesia.
4. Tari Remo
Setelah kita bekenalan dengan budaya suku Dayak, yuk mari kita jalan lebih jauh lagi ke kabupaten Jombang, Jawa Timur! Iya, kabupaten jombang inilah yang menjadi tempat lahirnya Tari Remo.
Berawal dari seorang seniman terkemuka bernama Cak Mo yang merangkai tarian ini, hingga akhirnya berkembang menjadi tarian penyambut tamu oleh masyarakat Jombang.
(Gamber: Busana Tari Remo Perempuan. Sumber: Gramedia Blog)
Dalam merangkai Tari Remo, Cak Mo mengadopsi gerakan Jathilan, warok dan Tayub, serta menjadikan kidung tempang yang banyak disukai oleh penonton sebagai pengiring dari tarian ini.
Dalam sejarahnya, Tari Remo memang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk, hingga akhirnya digunakan sebagai tarian sambutan untuk menyambut tamu-tamu khususnya tamu kenegaraan.
Pada awalnya Tari Remo ini adalah tarian yang dibawakan oleh penari-penari pria, namun dalam perkembangannya, penari-penari perempuan juga dapat membawakan Tari Remo pada pertunjukan. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan juga berbeda ya, Sahabat Inspirasi!
Dari keempat tarian diatas, ayo tarian yang mana yang menjadi favorit sahabat inspirasi? Jangan lupa untuk menulis komentar dibawah ya! Kamu juga dapat menambahkan loh tarian-tarian lainnya yang menjadi kesukaanmu. Selamat Hari Koreografi Internasional ya Sahabat Inspirasi.